Dear sahabat BT senang bisa jumpa lagi. Hari ini Om BT akan sharing karakteristik rangkaian seri-paralel. Semoga bisa menfaat bagi teman-teman yang membutuhkan.
Menemukan RT Tangkaian Seri – Pararel
Gambar (a) menunjukan sebuah seri-pararel, atau kombinasi, rangkaian terdiri dari dua resistor seri dan dua resistor pararel. Semua arus masuk rangkaian harus melalui R1. Resistor R1 ini seri.
Begitu juga sama, semua arus keluar rangkaian harus melalui R4. Ini juga sebuah resistor seri. Tetapi ketika arus datang dititik B, arus akan terbagi melalui R2 dan R3, karena terdapat lebih dari 1 cabang untuk aliran arus diantara titik B dan C, bagian rangkaian ini adalah pararel.
Berapa RT diantara titik A dan D? Tentu saja kita dapat mengukur RT dengan sebuah ohm meter, atau RT dapat ditemukan dengan hukum ohm, RT = VT / IT.
Menemukan RT dengan menggunakan Rumus Resistor Seri dan Resistor Pararel Ini juga dapat digunakan untuk menghitung resistansi total dari sebuah rangkaian kombinasi dengan menggunakan dua rumus resistor seri dan resistor pararel.
Sebagai contoh, lihat pada Gambar (b) langkah pertama menyelesaikan RT adalah kombinasi seluruh resistor kedalam seri dengan yang lain dengan menggunakan rumus seri : RT = R1 + R2 + R3 + … untuk membuktikan resistansi persamaan dari komponen seri.
Dalam Gambar (b), resistor R6 dan R7 dalam keadaan seri, kemudian kedua resistor ditambahkan untuk memberikan resistansi persamaan/equivalen R6 dan R7 dengan menempatkan R6 dan R7, seperti yang terlihat dalam Gambar (c). Hanya perbedaan Gambar (b) dan (c) adalah Gambar (c) R6 dan R7 telah ditempatkan dalam rangkaian persamaan.
Langkah 2 adalah untuk mengkombinasikan semua komponen dalam pararel dengan yang lain. Disini rumus pararel telah digunakan untuk memberikan resistansi persamaan/equivalen dari setiap rangkaian pararel. Untuk contoh, dalam Gambar (c), R2-3 dijadikan resistor persamaan dari resistor pararel R2 dan R3. Sama seperti tadi, R5-6-7 adalah resistansi persamaan / equivalen pararel R5 dan R6-7.
Langkah 3 adalah menggambar kembali Gambar (c) dan menempatkan setiap rangkaian pararel kedalam resistansi persamaan/equivalen. Ketika ini telah selesai, sebuah rangkaian seri ditambahkan, seperti ditunjukan dalam Gambar (d).
Langkah 4 adalah menambahkan semua resistansi seri dalam Gambar (d) untuk mendapatkan RT. Hasilnya adalah sebuah resistansi persamaan/equivalen untuk dihubungkan dengan sumber tegangan, seperti ilustrasi dalam Gambar (e). Resistansi total rangkaian dalam Gambar (b) dan (e) adalah sama. Arus rangkaian juga sama.
Tegangan Masing-masing Cabang pada Rangkaian Pararel
Rangkaian pararel mempunyai ciri, yaitu tegangan sama bila diukur pada cabang-cabang dari rangkaian pararel. Kita buktikan ciri ini pada percobaan berikut.
Lihatlah rangkaian pada Gambar (f), antara point B dan D, R2 adalah pararel dengan R4 dan R5 yang dihubungkan seri. Untuk menemukan tegangan cabang R2, kita ukur cabang tersebut, atau kita ukur antara p[oint B dan D untuk menentukan tegangan cabang dari R4 dan R5 yang dihubungkan seri, kita juga ukur cabang tersebut atau antara pint B dan D lagi.
Jika kita menginginkan untuk mengukur tegangan yang mengalir pada rangkaian paralel yang terdiri dari R2, R4 dan R5. Kita sebaiknya mengukur lagi antara titik B dan D, tegangan mengalir pada 2 kaki, atau cabang tersebut adalah sama.
Drop tegangan yang mengalir pada rangkaian pararel dapat dihitung dengan mengalikan arus total pada rangkaian arus total pada rangkaian tersebut dengan resistor pararel (pengganti).
Rumusnya adalah :
Juga bisa dipakai pada tegangan masing-masing cabang rangkaian adalah sama, jika tegangan cabang tersebut ditemukan, tegangan rangkaian pararel tersebut dapat ditemukan dengan mudah. Arus cabang dan resistansi pada cabang dapat digunakan untuk menemukan drop tegangan cabang tersebut, rumusnya adalah:
Demikian sharing Om BT tentang karakteristik rangkaian seri-paralel. Semoga bermanfaat! [bt]
One comment
Pingback: Memahami Hukum Kirchhoff Tegangan - Blog Teknisi