hukum ohm dan rangkaian seri

Hukum Ohm dan Rangkaian Seri

Dear sahabat BT senang bisa jumpa lagi. Hari ini Om BT akan sharing tentang hukum Ohm dan rangkaian Seri. Berikut pembahasan lengkapnya.

Telah kita tetapkan bahwa terdapat hubungan antara resistansi, arus dan tegangan. Hubungan resistansi dan arus berbanding terbalik. Jika resistansi naik bertambah, maka arus berkurang. Hubungan antara tegangan dan arus berbanding lurus. Jika tegangan bertambah atau naik maka arus bertambah atau naik pula.

Dalam suatu rangkaian DC tertutup yang memiliki tahanan R dan sumber tegangan V, arus akan naik jika tegangan dinaikan atau arus akan berkurang jika tegangan diturunkan (selama tahanan R tidak diubah). Begitu juga dalam rangkaian DC tertutup yang memiliki tahanan R dan sumber tegangan V, kita ketahui bahwa I (arus) akan berkurang jika harga R dinaikan atau I (arus) akan naik jika harga R diturunkan (selama tegangan V tidak diubah).

Hukum Ohm

Hubungan-hubungan ini sangat penting, tetapi sampai saat ini masih dijelaskan secara umum. Para teknisi perlu mengetahui secara spesifik harga tahanan, arus atau tegangan dalam suatu rangkaian. Tentu saja mereka dapat menggunakan avometer., tetapi mereka hanya mengira-ngira, mereka tidak tahu apakah jumlah R, V dan I sudah cocok dengan rangkaian. Jumlah yang pasti dapat diperhitungkan sehingga para teknisi dapat mengetahui apakah jumlah yang diukur sudah benar atau apakah ada kesalahan pada rangkaian.

Hal ini memungkinkan untuk membuat perhitungan-perhitungan kuantitatif karena hubungan antara I, V dan R selalu ada hubungan kuantitatif adalah salah satu cara yang lebih spesifik yang digunakan dari pada kata-kata, seperti tambah dan kurang. Diciptakan oleh George Simon Ohm, hubungan antara V, R dan I disebut hukum ohm:

rumus arus listrik
Rumus Ohm

Rumus ini menyatakan bahwa arus dalam amper, pada rangkaian resistip sama dengan tegangan yang diberikan yakni dalam V dibagi oleh tahanan pada rangkaian. Hukum Ohm adalah sederhana, hanya memerlukan pembagian atau perkalian untuk menghitung nilai yang belum diketahui.

Hukum Ohm dapat ditulis melaui satu dari tiga cara untuk menghitung hal yang belum diketahui, seperti di bawah ini :

Penggunaan Hukum Ohm

Untuk menggambarkan hukum Ohm tidak hanya terjadinya perubahan, tetapi harus terjadi perubahan. Kita gunakan rangkaian pada Gambar (a). Rangkaian ini mempunyai sumber 10 V dan resistansi 10 Ω. Sesuai dengan rumus hukum Ohm, rangkaian akan mempunyai arus 1 A.

Kita tahu arus akan bercabang apabila kita mempunyai dua buah resistor, Kita dapat menggunakan rumus ini. Contoh : Ganti resistor pada Gambar (a) menjadi 5 Ω, maka arusnya adalah 2 A ;

Dalam percobaan sebelumnya kita dapatkan bahwa arus yang doubel jika tegangan doubel. Kita ganti tegangan sumber pada Gambar (a) menjadi 20 V dan resistor 10 Ω. Maka arusnya adalah 2 A.

Gambar (a) Rangkaian seri dc sederhana dengan V, I dan R diberikan nilai

Hukum Ohm menuntut kita untuk mencari nilai jika ada dua element yang harus kita ketahui. Kita hanya mencari nilai arus. Seperti bila tegangan tidak diketahui tapi arus dan hambatan diketahui. Lalu tegangan dapat dihitung dengan rumus V = I x R anggap jika V tidak diketahui tapi I = 4 A dan R = 10 Ω maka V = 1 A x 10 Ω = 10 V.

Kesalahan dari Pengukuran Hukum Ohm

Dalam percobaan anda berusaha untuk membuktikan persamaan Hukum Ohm dari percobaan data. Anda bisa mengharapkan pengukuran untuk mengisi beberapa kesalahan. Dan anda tidak dapat mengharapkan perhitungan anda hingga tepat. Kesalahan akan tampil sebab dari kesalahan pembacaan meter, dan toleransi meter.

Tapi anda dapat setepat mungkin dalam pembacaan meter. Meter digital akan mengatasi masalah ini. Kesalahan perhitungan datang dari sekitar kerusakan dan dari penggunaan gambar asli kesalahan pengisian. Kesalahan asli muncul dari pemakaian nilai kode warna (yang mana tidak selalu tepat) atau nilai ukur dengan kesalahan meter.

Sumber lain dari kesalahan dihasilkan dari proses masukan sebuah meter ke dalam rangkaian untuk sebuah pengukuran. Jika meter mengubah keadaan rangkaian dalam berbagai cara, ketepatan membaca jadi tercapai.

Satuan Pengukuran

Jika rumus hukum Ohm digunakan, semua nilai harus dirubah dalam Volt, Ohm, dan Ampere. Pengukuran mungkin dalam Volt, Ohm, milliampere. Pengukuran milliampere harus dirubah dalam Ampere sebelum dimasukkan ke dalam rumus.

Pembuktian RT dari Tahapan Hubungan Seri dengan Hukum Ohm

Dalam percobaan sebelumnya tahanan total dari hubungan seri telah diukur dengan Ohmmeter. Itu telah didapat

RT = R1 + R2 + R3 + ….

Gambar (b) Empat resistor dihubungkan seri

Tahanan total adalah jumlah dari tiap-tiap tahanan kita dapat membuktikan dengan hukum Ohm .Jumlah pengukuran dari tegangan (V) diterapkan kedalam tahanan hubungan seri R1, R2, R3 ,dan R4 seperti Gambar (b).

Pengukuran arus rangkaian ( I ) dengan Ammeter ( A ) dan perkalian nilai untuk V dan I dalam hukum Ohm, kita mendapatkan RT adalah ;

Dengan penambahan nilai R1, R2 dan seterusnya maka nilainya akan dihitung menjadi RT dengan menggunakan hukum Ohm.

Demikian postingan Om BT tentang hukumOhm dan rangkaian Seri. Semoga bermanfaat!. [bt]

Sumber : MPTE-DLE SMK – Kemendikbud

About blogteknisi

Hai, perkenalkan kami admin Blog Teknisi. Kami biasa dipanggil Om BT. Senang bisa sharing seputar info, tips dan tutorial teknis. Untuk bisnis bisa kotak kami di sini : blogteknisi@gmail.com

Check Also

resistansi total para rangkaian paralel

Resistansi Total Pada Resistor Hubungan Paralel

Dear sahabat BT senang bisa jumpa lagi. Hari ini Om BT akan sharing tentang resistansi …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *